Sabtu, 08 November 2014

Sebagianku (Tertambat di) Kamu


Hai blogi :)
akhirnya aku tuliskan lagi tentang dia di sini, setelah berayun lembut semua kejadian, sekarang semogalah bukan menjadi sebagian dari masa itu (lagi). Aku menyapa laman pribadi ini setelah sekian lama hanya menjadi saksi, bahwa pada saat sendiri terlalu banyak yang kita cari, sehingga saat kita menemukan terlampau banyak yang kita lupakan.


ketika bersama bukan berarti sama, sama halnya untuk sama bukan berarti bersama
kita sama-sama tahu bahwa apa yang telah kita lewati adalah hal yang tidak pernah kita bayangkan bisa terjadi
kita pun sama-sama mengerti bahwa dunia bukan hanya memiliki lokasi untuk kita kunjungi, namun juga memiliki rumah untuk kita kembali
kita pun sadar bahwa waktu tak seharusnya kita paksakan, ia dapat menjadi gelombang air laut panjang yang sampai masanya terpecah dan menyentuh lembut jemari, bukan meledakkan
sampailah pada detik ini, aku tak menuliskan sebuah kepiluan untuk dirimu lagi, namun sebuah alur cerita membahagiakan :)

ketika bersama bukan berarti sama, sama halnya untuk sama bukan berarti bersama
sadar atau tidak, otak kita menyimpan segala ingatan yang apabila kita rentangkan dengan kecepatan kosntan entah berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk melewati belokan dan tikungan
kita, aku dan kamu, telah melewati 'ketika bersama bukan berarti sama, sama halnya untuk sama bukan berarti bersama'
ada entah berapa bulan lalu kita pernah bersama, namun kita tak pernah sama, hingga sampai saat ini kita sama namun tak bersama, inilah permainan dunia

seperti halnya hujan yang berawal mendung, seperti halnya pelangi yang berawal hujan, dan seperti halnya mentari yang berawal malam, semua kejadian memiliki alasan untuk kenapa dan bagaimana ia diberi ruang
seperti halnya kamu aku dan semua cerita ini

hai kamu,
alasanku menjadi pencemburu

hai kamu,
alasanku berhitung pada waktu

hai kamu,
alasanku membentangkan rindu

hai, kamu yang sedang dalam sapaanku, yang dalam setiap pagi terdengar manja mengucapkan salam "pagi sayang"mu untukku, yang dalam setiap kegiatanmu kamu sempatkan menghubungiku, yang hingga malam ketika seharusnya menjadi waktumu merenggangkan badan dari banyaknya rutinitasmu malah tidak pernah marah ketika harus aku ganggu dengan gerutuanku.

hai,
semua alasan yang membuat aku bertahan,
semua alasan yang membuat aku tak pernah merasa sendirian
pundak, bahu yang selalu merentangkan pelukan untukku bersandar saat terlihat kasihan
pendengar yang senantiasa mengerti bahkan untuk banyak hal yang aku tutupi
penceramah yang baik yang tak pernah marah ketika aku bantah

dan segalanya dan segalanya ...

hai, aku menitipkan pesanku pada rindu-rinduku yang aku sulam, aku menitipkan do'a-do'aku pada malam malam yang telah berjalan, aku menitipkan banyak terima kasihku pada bulir-bulir air hujan yang berjatuhan.
terima kasih kamu mempercayaiku menjadi penerima segala alasan kebaikanmu
terima kasih kamu memilihku menjadi penceloteh yang terlalu banyak mau
terima kasih kamu memberiku kesempatan menjadikanmu alasan untuk setiap perbaikanku
terima kasih kamu memberiku kesempatan bersandar dan bertahan dari segala hal yang aku benci dalam hangatnya kasih sayangmu

entah berapa terima kasih yang bisa tercipta dari indahnya rasa yang sama-sama kita perjuangkan :)

teruntukmu kekasihku, sebagian dari diriku tak pernah secara sengaja aku titipkan dalam kamu, sebagian dari diriku tak pernah secara sengaja menjadi tahanan dalam dirimu, aku harap ketidak-sengajaan ini selalu menjadi alasan agar segera menjadikan kita dalam 'temu' yang senantiasa kita nantikan.

- teruntukmu yang menjadi sebagianku
aku rindu saat kita menghabisi hari minggu -

selamat hari minggu, sayang :)

Minggu, 18 Mei 2014

it called, space :)

hai teman, sahabat, dan semua yang pergi tanpa sempat aku miliki (jreeeng) -.-
well ya, postingan ini saya buat di sudut krem, tengah malam, berteman hujan, hawa dingin, petir dan segala yang melancarkan aktivitas malamnya, satu lagi terparah, mati listrik :"

guys, apa yang kalian bayangkan tentang suatu masa dimana kamu dan mereka yang ada di dekatmu akan saling beradu dengan jarak dan waktu? lantas, akan adakah satu, dua dan banyak lainnya yang baru? atau malah merekalah satu yang kamu tuju tanpa peduli adakah lanjutan cerita dari permainan perjalanan hidupmu?

di sudut kamar gelap tanpa cahaya lampu, lilin, obor dan sejenisnya ini saya ingin bercerita...
saya berada di sini, di suatu wadah untuk jiwa-jiwa berdedikasi tinggi, bermoral apik dengan tatanan diri yang rendah hati, pemimpi yang siap berlari, penggerak asa untuk senantiasa membangun bangsa, bersama menginjakkan kaki di lingkup nan asri. Ya, saya (kami) mahasiswa universitas konservasi.

ini tahun keempat saya berada di sini, semester ke delapan saya (yaa, meleset dari target, saya menginjak semester 8 =.=). Periode yang (benar-benar) mengingatkan kita untuk siap, sigap dan smart. Jalan di depan kita, terbentang. Manusia di depan kita, terhampar. Kalau Fahd Djibran menuliskan Perjalanan Rasa, marilah kita meniliki Perjalanan (R)Asa yang selama ini kita coretkan pada tiap-tiap kanvas penuh nafas pahit manisnya kehidupan.

Semester ini, semester pelepasan, yang akhirnya benar-benar l e p  a   s. Semester ini, semester perpisahan yang nantinya (pasti) ada air mata yang menetes, bulir demi bulir membackup dan merangkai ingatan. Semester ini, semester kehilangan, yang pada kenyataannya kita benar-benar kehilangan sebuah julukan, maha dari sebutan untuk anak sekolah, ya, mahasiswa. At last, semua itu ada di semester ini, k a t a n y a.

Let we see,
iya memang, semester ini semester pelepasan dan perpisahan pun juga semester kehilangan, namun tidak untuk segala yang telah kita lalui dalam empat tahun kebersamaan. iya memang, semester ini semester pelepasan dan perpisahan pun juga semester kehilangan, namun hanyalah untuk sebuah sebutan, panggilan, siswa yang diagungkan, dimahakan. Hanya untuk itu..

Selanjutnya, ada asa dan rasa yang lantas saya sebut (R)Asa. perjalannya dari tahun pertama saya di sini, di tempat studi penuh ekspresi ini tiada akan mengenal akhirnya sebelum Sang Maha Segalanya meminta. Di ujung setiap ceritalah manusia terlalu sering menumpahkan segala rasa, bahagia telah bersama, bahagia untuk pernah ada, bahagia untuk terciptanya cerita, sedih akan tidak menjumpa, sedih akan tidak ada lagi ke-ada-an sebelumnya, semua yang membuat mata menghangat, bercampur dan melekat. ya di sinilah manusia mengalirkan air dari pelupuk mata, haru, pilu. di sinilah, di suatu waktu yang disebut dengan perpisahan.

kawan, ketika ada pertemuan, pastilah kita harus siap akan adanya gerbang perpisahan, entah itu kapan. dunia tetaplah berputar dengan segala keseimbangannya dan ketidakpeduliannya. ada yang datang pun akan ada hari dimana dia akan menjadi yang pergi. namun seringkali, kita manusia tak menempatkan semua itu pada ruang perasa pun pada logika.

teman, sahabat, kawan sejati, di sini aku berdiri, menemukan kalian, menemukan canda, tawa, air mata, dingin, hangat, demam, lucu, terharu, bangga, senang, bahagia, kecewa, luka, cidera, kasih, sayang, cinta aaaaa semuanya! I love all of you, guys! Siapa aja yang pernah dan masih punya janji untuk menuntaskan mimpi-mimpi kita sepuluh tahun lagi dari tahun 2012 lalu dan juga siapa saja yang masih punya janji untuk mlancong bersamaaaa, guys, kita anak plesir guys, anak dolan. haaaaa yang merasa aja deh semuanya.

Gak kerasa banget inilah saat dimana dunia menyempit menjadi celah. Yang tadinya dunia sebesar canda tawa kita yang menjelajah, saat inilah kita bertemu pada waktu dunia menciut menjadi sudut. Namun tenang, akupun di sini tenang, haha, ini hanyalah sebuah celah, rongga, spasi space. kalian semua pastilah mengerti dan memahami betul arti dari tuts paling besar yang ada pada keyboard kalian masing-masing, kan? apa gak ngerti? omaygaad aku lupa aku juga punya teman yang lambreta sekali tingkat pemahamannya. hahaha. Guys, spasi atau space, kenapa aku sebut ini hanyalah sebuah spasi? Yaaaa, karena ini hanyalah rongga, celah, untuk menjeda. menjeda kata sebelumnya dengan kata setelahnya, memberi ruang untuk kata sebelumnya terangkai indah menjadi kalimat-kalimat. Spasi, untuk memberi pemisah, namun untuk menyambungkan kembali, untuk merangkaikan kembali, untuk kemudian berbentuk, sempurna. Spasi, bukan titik sebagai akhir, bukan tanda tanya seperti rumusan masalah, bukan persen seperti persentase muatan aspek literasi sains (ha ha) pun bukan titik dua kurung tutup seperti yang sering digunakan online shop. Spasi, ini hanya sementara, ada kata sebelumnya yang pasti akan kita sambung lagi setelahnya. Pun ada sebuah masa yang aku sebut kalian dijedakan oleh spasi yang suatu saat nanti akan tersambung kembali, oleh masa-masa yang entah aku sebut mereka atau kalian kembali. Satu hal, tidak pernah terlintas di benak ini, untuk tidak ingin terus menjelajah dunia dan segala mimpi, bersama kalian kembali. Suatu saat nanti, ada suatu waktu dimana dunia kembali meluas, terbentang, terhampar, pastilah ada kita semua disana, saat ini kita menyebutnya masa depan.

Well teman, Juni ini bukanlah bulan perpisahan. Haaaaaa~ welcome graduation \:D/

Kamis, 15 Mei 2014

Disini, Pernah Aku Berada...

Aku pernah berada dalam masa, dalam kisah dan dalam cerita yang tak pernah kuimpikan sebelumnya, terbayangpun tidak..
Aku berdiri, berdampingan, beriringan, dengan tawa, canda dan sesekali air mata..
Semua bermula dari pesan sederhana, dari pertemuan biasa, dari ucap canggung karena belum pernah bertegur sapa..
Namun perjalanannya tak disangka, mengesampingkan logika..

Allah pemilik segala rahasia

Tak pernah aku memberi harap padamu, tak pernah aku meminta harap darimu, tak pernah aku memohon do'a untuk bersamamu, kala itu...
Namun kehendak semesta tak dapat dienyahkan.. Aku dan kamu beradu dengan waktu, bertaruh rasa, bertaruh bahagia, bertaruh curiga, bertaruh cemburu, bertaruh rindu dalam suatu ruang yang terhalang kata, kata cinta. Karena memang aku membatasinya, kala itu...

Allah maha membolak-balikkan hati

Masih dalam ruang, semakin terkembang dan semakin terkembang..
Aku ternyata bukan seorang perkasa yang tak mampu terpecahkan rompi bajanya, namun aku perasa yang tak sadar ingin bebas dari batasan ruang dan memupuk cinta..

Allah maha pemberi kejutan

Siapa sangka segala yang sedang tumbuh dan berkembang ternyata terkena bencana, angin besar melanda. Sebelum aku benar bebas. Yaa, inilah kali pertama bulir air mata perlahan berkenalan dengan kisah ini. Dari sini aku belajar, tentang bersyukur atas penerimaan, tentang menghargai sebuah kebahagiaan, tentang memberi kepercayaan, tentang mengikhlaskan, memaafkan, dan bangkit dari sakit. Aku banyak belajar. Alhamdulillah...


cerita Mei, kala itu

Sebentar (saja)

kamu tau apa yang aku rasa ketika jemari yang hanya mampu bersuara?
(tidak)
oh...

ada masalah?
tidak
yasudah

iyaaa

-end-