Senin, 26 Agustus 2013

Satu, Dua, Tiga

satu - waktu masih tak mampu memundurkan senyummu, hangat sapamu dan bahagia larut dalam setiap ceritamu. kamu penyesalan yang terulang.
dua - ketika takdir berbicara, sejuta kemungkinan terpatahkan, semua yang dia agungkan, hanya kamu satu yang terfokuskan tanpa bias dan pantulan.
tiga - betapa segalanya terlalu menyadarkan, kalau bukan kebodohan apa lagi yg pantas disebut dari sebuah ketidakpantasan?


satu - jarak, kesempatan selalu beradu dalam rentang yang tidak panjang, namun entah kenapa Tuhan tetap punya cara untuk tidak mempertemukan hingga sampai waktunya tangan Tuhan sendiri yang mendekatkan dua insan. kamu, celah yang selalu aku tepis namun selalu tipis.
dua - tiada yang tau selain kamu ketika berada di posisimu, hanya waktu saksi segala peristiwa dan tangismu. namun bahagialah, ketika semua mendung berganti senja yang indah, mentarimu yang sirna hari ini, esok hari menyinari, dengan sejuta pelangi.
tiga - masihkan segala bukti dan janji yang terlampau suci untuk diingkari kau injak dan lagi menjadi sesal karena bualan? ada sebab dari segala akibat, begitupun, ada waktu baru untuk datangnya malaikat yang tepat.

Percayalah, satu, dua dan tiga, berbeda dan tak akan pernah sama, t a  k   a    k     a      n.

Happy Birthday to You

Ini bukan yang pertama kali aku tulis untukmu, andai kau tau
dan ini bukan yang pertama kali tentangmu, andai kau mau tau

well,
Selamat bertambah usia
Selamat berkurang 1 tahun jatah kehidupan di dunia
Selamat menjadi semakin dewasa
Selamat menjadi semakin istimewa untuk siapa saja
Selamat menjadi anak yang selalu dibanggakan kedua orang tua
Selamat menjadi terbaik untuk orang-orang yg hari ini turut berbahagia
Selamat menjadi yang pertama, yang senantiasa sigap meraih cita-cita
Semoga selalu diberikan kemudahan oleh-Nya, menjadi lebih baik, lebih ramah, lebih rendah hati, lebih sabar, lebih siap menjalani manis pahitnya kehidupan sebanding usia..

Semoga do'a senantiasa terpanjat untuk orang-orang yg kamu cintai dan orang-orang yang mencintaimu seperti detik ketika usiamu bertambah saat ini banyak orang di sekitarmu yang turut mendo'akanmu. At last, selamat ulang tahun :)))

Happy Birthday, wish you all all all the best :)


00:00 - August, 27th 2013

Senin, 12 Agustus 2013

Nyatanya Aku Masih Melangkah


nyatanya langkah kakiku tak terhenti
nyatanya tatapan mataku masih sigap berani
nyatanya rengkuh tanganku tak lalu patah dan mati
nyatanya doa-doaku masih aku panjatkan tulus dari hati
dan
nyatanya detak jantungku malah semakin memacuku berlari

tiada yang abadi dari sebuah pertemuan, dari sebuah perbincangan juga dari sebuah kedekatan. Begitupun dengan perpisahan, dengan kepergian dan lambaian tangan. Iya, tiada yang abadi untuk sebuah cinta mati dan patah hati. Ada yang pergi ketika ada yang akan datang, begitupun ada yang datang ketika ada yang akan pergi. Serasa semuanya ilusi. Hari ini dia, padahal sebelumnya kamu, dan malah besok berganti dengan mereka. Siapalah yang tahu? Hari ini kita, padahal sebelumnya aku dan kamu, dan besok menjadi aku kamu dan dia. Adakah sebelumnya kamu tahu? (mungkin)

Ada kalanya waktu memberi kesempatan untuk mencipta pertemuan, kemudian digandengnya, kadang ia berlari-lari kecil, kemudian ia berlari kencang dan bahkan sesekali ia beku. Dan ada masanya waktu benar-benar beku untuk jarak yaaaaaaang panjang. Iya, ada. Ketika waktu mempertemukan kita dengan perpisahan yang tak pernah diharapkan, yang tak pernah dibayangkan, berat rasanya, rasanya b e r a t.

Namun, semesta menjanjikan kekekalan. Ada yang baru menyapa bumi ketika ada yang kembali ke bumi,  begitupun, ada yang datang ketika ada yang pergi. Tiada yang abadi untuk kepergian, tiada yang abadi untuk kedatangan lagi dan kepergian lagi dan kedatangan lagi dan s e t e r u s n y a. Yang datang saat ini bukan berarti dia yang akan menjadi yang abadi, bisa saja dia yang datang saat ini adalah dia yang sedang menyiapkan kepergiannya esok hari dan yang pergi esok hari tidak selalu dia yang bisa kembali lagi suatu saat nanti. Maka terus berjalanlah engkau langkah kaki, menggapai yang sejati, abadi, tiada henti memacu do'a dan juntai harap yang suci. Iya, sampai nanti, sampai suatu waktu langkah kaki ini yang membawa raga pergi.

Jumat, 02 Agustus 2013

Bukan Permainan

Pernah terjadi namun takkan ingin semuanya terulang
Pernah selalu diingini namun tak mampu ketika semuanya kembali lagi
Mesin waktu, ingin sekali ilmuwan segera menemukan, agar dapat saja dengan mudah lari ke masa lalu untuk menghapus semuanya dan tidak lagi menjadi bayang-bayang sekarang. Atau lari ke masa depan untuk segera merasakan yang baru dari yang saat ini dirasakan.

Cerita ini seperti ular tangga, yang ketika sudah diambang garis finish bisa saja terkena kepala ular, sakit, kita mesti turun lagi ke bawah.
Cerita ini juga seperti scrabble, yang kita tidak tahu abjad apa yang kita ambil, untuk kemudian menyusunnya menjadi kata yang lebih berarti dari abjad yang berdiri sendiri, namun kita perlu tambahan abjad ketika tak ada lagi kata yang dapat dirangkai, dan kadang jalan kita terhambat oleh abjad lain dari lawan pemain.
Cerita ini mungkin juga seperti permainan kartu, tidak pernah tau yang dibagikan, kemudian menyusun strategi permainan dan menang...atau malah kalah.

Namun, cerita ini seharusnya bukan permainan. Bukan?

Iya bukan. Permainan diciptakan untuk bersenang-senang dengan lawan, menjatuhkan, mengalahkan, menertawakan, namun untuk kesenangan, untuk kemudian balas dendam, menjatuhkan yang lain, mengalahkan yang lain, untuk kemudian tertawa bersama-sama.
Yaa, begitulah seharusnya permainan. Lain halnya ketika semuanya diciptakan sepihak, sang produser permainan, kemudian dengan enaknya dia memegang kendali  atas pion yang ia mainkan untuk ia jalankan, menaiki tangga, terpeleset, terluka, ia tolong, ia bersihkan lukanya, ia angkat tinggi, ia beri sayap untuk terbang hingga akhirnya sayap itu ia patahkan, dan....jatuh, selesailah permainan itu.

Kamu ingin tau, begitupun yang aku harapkan. Bukan menjadi pionmu, bukan kamu produser dari permainan yang ingin juga aku mainkan. Asal kamu tau, aku pun tak mampu menjadi pembalas dendam untuk menjatuhkan kamu kalau kamu yang jadi lawan mainku. Perlu kamu tau, seharusnya ini tidak menjadi sebuah permainan, seharusnya ini bukan untuk dijatuhkan dan diangkat lagi dan diterbangkan lalu dihempaskan. Iya, seharusnya tidak ada permainan untuk sebuah perasaan. Atau tidak ada perasaan untuk sebuah permainan? Rapikan jawabanmu...