Senin, 29 Juli 2013

Menjumpamu, Munafik!

Bodoh!
Deret kehangatanmu kembali ku ijinkan menyapaku
Menghancurkan rapinya susunan lego benteng hatiku
Hancur!

Ingatanku ditelisik
oleh kenangan yang tidak ingin aku kenang
oleh masa lalu yang tak ingin aku anggap
oleh ingatan yang selalu ingin aku hancurkan

Hai!
Tepian egoku terkikis
Juntaian cacianku hanyut
Bahagiaku kini roboh
Olehmu... ya ... olehmu
senyum lugu memuakkan
Memaksaku menyalakan memori
yang belum pernah aku padamkan
Ingatanku menganga
Anginmu menerbangkan janjiku
Menyapu bersih munafikku
Masih dalam sadarku
Ingatanku menjumpamu, Munafik!

- Oleh: emosi, ditulis pada 22:00, 24 Februari 2012 -

Senin, 22 Juli 2013

Biarkan Ia Mengalir


Hari ini aku berpikir dua kali untuk satu hal, yang sama sekali belum pernah aku pikirkan dan aku bayangkan sebelumnya, yang bahwasanya semakin ke belakang hal ini semakin mampu melumpuhkan pikiran..
dengan penuh kegilaan ku curahkan rasa yang tanpa aku sadar aku tanam, aku pupuk dan aku siram agar senantiasa terkembang, pada selembar kertas berwarna merah muda untuk kemudian aku tempel pada *sebut saja* dinding harapan di sebuah cafe langganan.

Aku larut dalam flashback yang aku hafal betul detail kejadiannnya...
Mungkin sebelumnya hanya basa-basi dengan saling membuka kata yang lama membungkam, kemudian berjalan, diterpa angin....dibawanya terbang (dan semoga tidak dihempaskan)
Sekali dalam seminggu, kemudian 3 kali seminggu kemudian setiap hari hingga kemudian setiap kesempatan yang mempertemukan. Bukan sebuah kebetulan, bukan tanpa alasan, dan bukan tanpa tujuan Tuhan menjadikan semua ini begitu menyenangkan, dan sesekali membingungkan..

Dalam sadarku aku berharap semua ini menjadi indah, dan dalam ketaksadaranku aku berharap semua ini menjadi begiiiiiiiiiiiiiiiiiiiituuuuu indah. Yaaa, kamu dan setiap detailmu yang entah kenapa semakin lama semakin aku impikan. Kamu, yang entah kenapa dengan ataupun tanpa kegilaan masih aku nomor satukan. Aku tak ingin memaksa waktu untuk segera mengijinkan aku kamu dan semua cerita ini melebur menjadi yang aku harapkan. Sama seperti waktu yang dengan penuh kesabarannya perlahan memperkenalkan kita yang seharusnya telah lama diperkenalkan kesempatan.. Aku pasrahkan semua pada kuasa Tuhan, untuk mencipta waktu yang senantiasa dapat kita kenang hingga aku dan kamu mencipta kita dan enggan menjadi aku dan kamu di kemudian... Ku nikmati memang, setiap detik, setiap abjad, setiap hembusan takdir dalam setiap nafas dan raga yang penuh harapan. Biarkan ini senantiasa mengalir, nikmati setiap bulir yang berpindah. Biarkan berkelok, nikmati setiap tikungan yang memacu kesadaran, hingga akhirnya semuanya akan bermuara pada lautan kebahagiaan. Amiin :)

Malam yang menyenangkan, merangkai kata dalam dera tawa di sisa masa perkuliahan. Bersama teman-teman yang dengan kegilaannya mampu membuang semua penat yang tertambat. Dipadu dengan secangkir chocolate hangat yang selalu menjadi favorit, seolah menerangkan pahit manisnya kehidupan yang telah direncanakan Tuhan..

Selasa, 16 Juli 2013

Still Alive (?)

Detik berjalan lambat
ketika aku, kamu dan waktu saling beradu
Pagi berubah siang
nyalanya terasa membosankan, gerah
Maafkan aku, aku ingin senja segera datang

Langkah seakan berbalik
menilik segala perkara yang menjatuhkan
Kejadian itu tak ada dalam berita dan surat kabar
yaaa. Perkara ini bukan tindak kriminal

Bosan beranggapan waktu akan mendamaikan semuanya
kemarin, sebelumnya kemarin, sebelum sebelumnya kemarin
dan hari ini
masih sama semuanya

Ya ya ya, aku tau
semua bukan salah waktu
Lantas?
Waktu memang tak bisa dipaksa untuk mendamaikan semuanya
ketika organ jiwa sebut saja hati belum sepenuhnya membukakan kunci gemboknya
Kenapa?
Belum 17 tahun.
bukan bukan
namun karena rasa
Ha? rasa?
Masihkah?

Sabtu, 06 Juli 2013

Cinta (emang) Bikin Beda

Hellooo..
Hey...
Eh, kamu..
long time we don't have a conversation, right?
ish, andai aja kamu tau kata-kata di atas adalah yang ingin aku sampaikan lewat abjad malam ini. Hanya sedikit sapa yang ketika kamu baca mungkin akan kamu close dengan segera, namun andai kamu tau, lega ketika jemari ini mampu merubah keinginan itu menjadi daya merangkai abjad pada keyboard putih untuk menjadi sapa. iya, sapa untukmu..

Larut memang ketika waktu sengaja mempertemukan kita, memberi kesempatan kita untuk mencipta kata. Bukan bukan, bukan kita yang larut dalam derai kata itu, namun waktu yang memang telah larut, larut malam seperti saat ini. Dan bukan pula kesempatan ini memberikan kebebasan pada jarak untuk sedikit memundurkan langkahnya kemudian menggantinya dengan desah nafas yang terdengar di telinga, namun waktu yang larut ini hanya memberiku kesempatan untuk melihat bahwa sign hijau telah menandakan bahwa namamu hanya sedang berjarak pandanganku dengan laptopku.

Oiyaa, ada seseorang yang memintaku menuliskan postingan yang intinya judulnya kayak judul postingan ini. Seseorang yang udah baik banget sama aku, juga sahabat-sahabat aku. Thank you so much for your times, your cares, your gifts and for everything you've given to me, I'm glad to have a friend like you.. Allah will give you the best :)

Sekali dua kali aku masih sibuk memperhatikan sign hijau di chatlistku, masih ada namamu, nama yang aku begitu hafal abjadnya. Namun, seperti yang biasanya mengalir, sign hijau itupun tak berdampak pada apa yang sedang aku lakukan. kembali minimize tab socmed dan kembali menuliskan kata-kata ini. Bodoh. Iya aku bodoh tak menjumpamu lebih dulu, selalu menunggu kamu yang mengirimkan beberapa abjad kepadaku. Iya beberapa abjad, dapat terhitung jari jumlahnya, namun, bahagianyaaa :)

Aku tak pernah ingin menjadi munafik, dengan menepiskan segala rasa yang terkembang demi mengunggulkan ego dan gengsi yang kian lama memaki. Yaa. aku akui, aku tak seperti aku ketika aku mulai kenal kamu dalam kehidupanku. Aku akui, kebiasaanku tak lagi mejadi biasa ketika kamu mulai mengenalkan kebiasaanmu. Kesukaanku menjadi yang tidak terlalu aku suka ketika aku tau kesukaanmu mulai menarik perhatianku..
Banyak yang berubah ya.. Ketika dia yang selalu dipuja mengenalkan pada kita dunianya, seketika kita akan berusaha menjadi matahari untuk dunianya. Yang sinarnya selalu menghangatkan, mendungnya selalu menyejukkan, dan ketiadaannya tergantikan sinar yang lebih indah kala malam. Iyaa.. matahari yang selalu tampak untuk belahan dunianya..

Ada tangan yang kekuatannya mampu mematahkan keangkuhan sang pemiliknya. Ada tangan yang sentuhannya mampu menggantikan kebiasaan seseorang menjadi sesuatu yang tidak biasa. Dan ada tangan yang lambaiannya mampu menomorduakan kesukaanmu dan menjadikan nomor satu kesukaan sang idola. Iyaa, tangan-tangan itu tak terlihat oleh mata, tangan-tangan itu tak tertangkap, tak dapat didekap, tak dapat dihentikan dan tak kuasa untuk ditepiskan..

Tangan-tangan itu berima, berirama, indah seperti puisi. Tangan-tangan itu bercahaya, lembut, memberikan kesejukan seperti embun pagi. Tangan-tangan itu menyalakan semangat, memberi kehidupan, hangat seperti matahari. Tangan-tangan itu berwarna merah muda. Iyaa, tangan-tangan itu....cinta.