Kamis, 30 Mei 2013

Satu Aja, Kamu :)

Judulnya absurd.. Gaktau juga ini mau nulis apaan. Pikirannya gak jelas, harusnya malem ini deadline proposal BAB I sih, tapi otaknya lagi kemana-mana nih. eh gak kemana-mana ding, cuman ke kamu aja. hehe HEHE. Aaaaah ngebasi aja lu, Nggi (--,)

Jadi gini, jemariku kini menari pada keyboard putih ini, seolah ia tahu apa yang ingin aku sampaikan padamu. Terlalu sok tau bahkan untuk urusan satu ini. Seolah dia menguasai pikiran dan hati ini untuk kemudian dia tertawakan sehingga dia bebas menekan abjad tanpa tau kapan ia akan berhenti karena kehabisan karakter untuk dirangkai menjadi kata-kata, belum indah, namun selalu mengharap keindahan. Lhaaaah, sampe mana-mana kan :/

Ketika semua asa datang, ketika tercipta harapan, kemudian lantunan keinginan selalu terangkai dalam do'a yang senantiasa dipanjatkan, apa akan ada suatu keraguan untuk suatu hal yang menjadi cita-cita dan mimpi?  Lantas, dimana letak kesalahan atas sebuah keinginan yang menurut kita akan baik untuk kita? Memang, masa depan hanya milik Tuhan, tapi menurutku, masa depan tak lepas dari campur tangan sang pemilik masa sekarang.

Malem ini aku banyak tugas kuliah, dikejar deadline, dan nyanggupin buat satu proyek baru. Semua yang harus aku kerjain udah aku tulis di joblist to do dan harus selesai malam ini. Tapi entahlah apa yang aku lakukan, jemari ini hanya mampu menuliskan rangkaian kata yang mungkin suatu saat kalau kamu tau semua tulisan ini untukmu kamu hanya akan menertawakan. Sakit? Entahlah...

Sekali duakali aku scroll timeline twitter, baca-baca tweet-tweet yang mampu menghibur, aku harap tweet kamu ada dalam timeline malem ini, but actually...nothing. Kamu tau, mungkin lama buat aku mampu merasakan kembali pikiran penuh namun tak mampu bekerja, lepas bahagia namun selalu merasakan kekurangannya. Lama. Yaa, aku pernah ingin mati rasa untuk segala perasaan bahagia, suka dan...aneh yang suatu ketika pasti akan menjanjikan luka. Namun, kali ini aku menjatuhkan keinginan itu. Mati rasaku luntur dan tersapu tanpa ijinku sendiri.

Kamu tau, mendengarkan perkataan orang lain, menerima masukan temen deket, itu ngga mudah untuk urusan satu ini. Begitu juga dengan memahami apa yang sebenarnya hati ini inginkan. Rumit. Yaa, rumit karena (mungkin) kita tak pernah mudah mencoba membuka perasaan untuk siapa saja. Karena bermain dengan perasaan, maaf aku bukan jagonya. Dan ketika hati ini telah paham apakah benar kamu orang yang tepat? Semesta yang menyimpan jawabnya... Aku harap, semoga...

Handphoneku berdering ketika jemariku masih sibuk memejet keyboard putih ini. 3 kali, message masuk dari orang yang berbeda, entahlah kenapa mereka terabaikan. Malah aku masih sibuk nyecroll timeline twitter dan masih berharap ada beberapa kata yang kamu kabarkan. Tapi masih saja...nihil.

Oyaa, berbicara mengenai jawaban semesta tadi, seberapa yakin semua keinginan ini akan terwujud, akan terkabulkan dan Tuhan akan menjawab "Iya" untuk semua yang telah aku panjatkan? Entahlah... Namun, selama masih bisa aku mengucap harap, aku yakin, karena sama halnya dengan cita-cita, untuk urusan yang satu ini, berharap tanpa memiliki keyakinan untuk mewujudkannya adalah nothing. Namun, ketika Tuhan memang tidak pernah menyapa permintaan ini, ketika jawaban "tidak" atau "Anda kurang beruntung" yang selama ini mungkin selalu aku tepis benar-benar hadir, dan semua yang terabaikan telah terlewatkan... Semesta masih menyimpan jawabannya. Kuasa-Nya tidak pernah terdustakan kesempurnaannya... Hanya untuk saat ini dan aku (masih) berharap untuk detik yang akan aku jalani, kamu aja, iya satu aja, kamu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar