Senin, 22 Juli 2013

Biarkan Ia Mengalir


Hari ini aku berpikir dua kali untuk satu hal, yang sama sekali belum pernah aku pikirkan dan aku bayangkan sebelumnya, yang bahwasanya semakin ke belakang hal ini semakin mampu melumpuhkan pikiran..
dengan penuh kegilaan ku curahkan rasa yang tanpa aku sadar aku tanam, aku pupuk dan aku siram agar senantiasa terkembang, pada selembar kertas berwarna merah muda untuk kemudian aku tempel pada *sebut saja* dinding harapan di sebuah cafe langganan.

Aku larut dalam flashback yang aku hafal betul detail kejadiannnya...
Mungkin sebelumnya hanya basa-basi dengan saling membuka kata yang lama membungkam, kemudian berjalan, diterpa angin....dibawanya terbang (dan semoga tidak dihempaskan)
Sekali dalam seminggu, kemudian 3 kali seminggu kemudian setiap hari hingga kemudian setiap kesempatan yang mempertemukan. Bukan sebuah kebetulan, bukan tanpa alasan, dan bukan tanpa tujuan Tuhan menjadikan semua ini begitu menyenangkan, dan sesekali membingungkan..

Dalam sadarku aku berharap semua ini menjadi indah, dan dalam ketaksadaranku aku berharap semua ini menjadi begiiiiiiiiiiiiiiiiiiiituuuuu indah. Yaaa, kamu dan setiap detailmu yang entah kenapa semakin lama semakin aku impikan. Kamu, yang entah kenapa dengan ataupun tanpa kegilaan masih aku nomor satukan. Aku tak ingin memaksa waktu untuk segera mengijinkan aku kamu dan semua cerita ini melebur menjadi yang aku harapkan. Sama seperti waktu yang dengan penuh kesabarannya perlahan memperkenalkan kita yang seharusnya telah lama diperkenalkan kesempatan.. Aku pasrahkan semua pada kuasa Tuhan, untuk mencipta waktu yang senantiasa dapat kita kenang hingga aku dan kamu mencipta kita dan enggan menjadi aku dan kamu di kemudian... Ku nikmati memang, setiap detik, setiap abjad, setiap hembusan takdir dalam setiap nafas dan raga yang penuh harapan. Biarkan ini senantiasa mengalir, nikmati setiap bulir yang berpindah. Biarkan berkelok, nikmati setiap tikungan yang memacu kesadaran, hingga akhirnya semuanya akan bermuara pada lautan kebahagiaan. Amiin :)

Malam yang menyenangkan, merangkai kata dalam dera tawa di sisa masa perkuliahan. Bersama teman-teman yang dengan kegilaannya mampu membuang semua penat yang tertambat. Dipadu dengan secangkir chocolate hangat yang selalu menjadi favorit, seolah menerangkan pahit manisnya kehidupan yang telah direncanakan Tuhan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar