Jumat, 02 Agustus 2013

Bukan Permainan

Pernah terjadi namun takkan ingin semuanya terulang
Pernah selalu diingini namun tak mampu ketika semuanya kembali lagi
Mesin waktu, ingin sekali ilmuwan segera menemukan, agar dapat saja dengan mudah lari ke masa lalu untuk menghapus semuanya dan tidak lagi menjadi bayang-bayang sekarang. Atau lari ke masa depan untuk segera merasakan yang baru dari yang saat ini dirasakan.

Cerita ini seperti ular tangga, yang ketika sudah diambang garis finish bisa saja terkena kepala ular, sakit, kita mesti turun lagi ke bawah.
Cerita ini juga seperti scrabble, yang kita tidak tahu abjad apa yang kita ambil, untuk kemudian menyusunnya menjadi kata yang lebih berarti dari abjad yang berdiri sendiri, namun kita perlu tambahan abjad ketika tak ada lagi kata yang dapat dirangkai, dan kadang jalan kita terhambat oleh abjad lain dari lawan pemain.
Cerita ini mungkin juga seperti permainan kartu, tidak pernah tau yang dibagikan, kemudian menyusun strategi permainan dan menang...atau malah kalah.

Namun, cerita ini seharusnya bukan permainan. Bukan?

Iya bukan. Permainan diciptakan untuk bersenang-senang dengan lawan, menjatuhkan, mengalahkan, menertawakan, namun untuk kesenangan, untuk kemudian balas dendam, menjatuhkan yang lain, mengalahkan yang lain, untuk kemudian tertawa bersama-sama.
Yaa, begitulah seharusnya permainan. Lain halnya ketika semuanya diciptakan sepihak, sang produser permainan, kemudian dengan enaknya dia memegang kendali  atas pion yang ia mainkan untuk ia jalankan, menaiki tangga, terpeleset, terluka, ia tolong, ia bersihkan lukanya, ia angkat tinggi, ia beri sayap untuk terbang hingga akhirnya sayap itu ia patahkan, dan....jatuh, selesailah permainan itu.

Kamu ingin tau, begitupun yang aku harapkan. Bukan menjadi pionmu, bukan kamu produser dari permainan yang ingin juga aku mainkan. Asal kamu tau, aku pun tak mampu menjadi pembalas dendam untuk menjatuhkan kamu kalau kamu yang jadi lawan mainku. Perlu kamu tau, seharusnya ini tidak menjadi sebuah permainan, seharusnya ini bukan untuk dijatuhkan dan diangkat lagi dan diterbangkan lalu dihempaskan. Iya, seharusnya tidak ada permainan untuk sebuah perasaan. Atau tidak ada perasaan untuk sebuah permainan? Rapikan jawabanmu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar